LEFKO LEFLYE

Selasa, 08 Februari 2011

Tarif Pijat Plus-plus Cuma Rp.70.000


siang ini cuaca sangat panas sekali, apalagi aku baru saja mengantar barang daganganku yang jaraknya lumayan jauh. menggendarai sepeda motor ditengah siang trik begini memang sangat tidak mengasyikkan, debu jalan menjadi teman sepanjang perjalanan. aku berhenti di sebuah warung kopi milik orang aceh sekedar untuk melepas lelah. kulihat lalu lalang mobil dan sepeda motor yang keluar masuk salah satu gedung di depan pandanganku.
terlihat beberapa wanita juga disana yang aku pikir adalah pemijatnya..
ooo ya, aku ari 25 tahun. profesiku dagang kecil2an aja, mengorder barang ke toko2.. jadi aku punya banyak waktu tuk santai....

penasaran dengan gedung yang banyak dimasuki kendaraan lalu keluar ga berapa lama aku jadi penasaran. aku coba tanya ama penjual warung kopi itu. "tempat apa itu pak?". "oooo, itu tempat pijat segala pijat." jawabnya. aku langsung tebak itu pasti tempat pijat yang bisa plus2.

karena badan cukup cape dan kerjaan sudah selesai aku berpikir ga ada salahnya kalo aku ketempat pijat itu, dengan niat cuma pijat, ga lain.
aku masuk dan langsung disambut hangat oleh penjaganya.
"mau pijat pak?" tanyanya.
"iya" jawabku.
"langsunga aja ke resepsionis pak". petunjuknya lagi.
aku langsung aja ke meja resepsionis langsung melihat foto2 wanita pemijat yang beraneka ragam. dari yang tua sampe yang muda ada. aku juga sempat liat bandrol yang tertera seharga Rp 70.000/jam.
aku pilih no 3 ikuti saran mbak resepsionis. kemudian aku langsung dibawa ke kamar 103. wah... kamarnya lumayan mantap nie. batinku. dengan AC yang dingin dan kamar mandi didalam dilengkapi shower air manas kalo mau mandi. aku periksa juga tempat sampahnya, ada kondom. berarti tempat nie ada plus2nya. pas banget nie. pikirku...

ga berapa lama...

"Selamat siang...", sapa si Mbak.
"Siang", jawabku.
"Mau minum apa Pak?", tanyanya.
"Teh dingin aja!" kemudian dia pergi ke pesawat telepon yang memang ada di ruangan ini. aku langsung aja buka baju dan celana dan langsung tengkurap di kasur.
"Pakai krem nggak Pak?" tanya si Mbak.
"Pakai!" jawabku singkat.
"Kalau gitu sekalian dilepas aja CD-nya nanti kena krem", kata si Mbak.
"tolang dong lepasi" karena posisi aku sudah tengkurap jadi malas tuk bangun lagi. dia langsung melepas Cd ku dan mulai memijat.

Mulailah pijatan ke seluruh tubuhku, dimulai dari telapak kaki, betis, paha, pantat, pinggang, punggung. Karena letak kedua kakiku agak rapat, saat dia memijat bagian telapak kaki, otomatis kakiku tertarik dengan sendirinya masing-masing terbawa ke tepi tempat tidur sehingga posisi kakiku terbuka lebar (akhirnya aku tahu maksud posisi ini untuk dapat memijat bagian dalam pahaku, menyenggol biji sedikit).

Saat memijat punggung dia naik ke tempat tidur dengan menduduki pantatku, dan paha bagian dalamnya menyentuh pinggangku, terasa dingin dan halus. Hasil sensor pantatku mengatakan bahwa dia menggunakan celana ketat hingga pangkal paha. Saat tangannya mendorong dari pinggang ke pundak, otomatis posisinya agak menunduk, terasa ada dua hal yang membuat sensor probe-ku over range. Pertama, itu payudara 38D menyentuh punggung, walau masih dibungkus bra dan kaos ada rasa kenyal gimana gitu. Kedua, Saat diduduki pasti daerah lobang pantat dia kan yang nempel di pantatku, nah saat dia menunduk otomatis daging vagina yang tembem menyentuh pantatku dan ada rasa seperti kedutan, mungkin karena dia tekan pundakku sehingga tumpuannya ada di tutup bagasi itu.

Hingga akhirnya memijat bagian lipatan paha dalam yang kadang-kadang ujung jarinya menyentuh rambut di sekitar biji (kalau aku bilang sih bukan pijat tapi sentuhan atau lebih halus lagi. Padahal belum pakai krem, kalau dia sebelum melakukan ini dia bilang maaf, maka lain kali kalau ke sini lagi, aku langsung order banyakin maafnya saja, sayang dia nggak bilang). Untuk ukuran pria normal, digituin sih ya pasti kemaluanku bangun, ibarat dongkrak mobil, otomatis pantat keangkat, karena volume kemaluan terisi penuh, untung sudah pada posisi, coba kalau lagi ketekuk, pasti tuh pantat lebih tinggi lagi ngangkatnya.

Lama nggak ngobrol, hanya mendengarkan musik sayup-sayup, dan nampaknya dia sudah menguasai keadaan-aman terkendali (lihat pantatku kadang naik dan merasakan pangkal kemaluanku keras saat pijat dekat biji tadi), keluarlah pertanyaan standar PPT.
"Ke sini sama teman Pak?" tanyanya.
"Nggak" jawabku.
"Sudah pernah ke sini?"
"Sudah.." agak berbohong.
"Dengan siapa Pak?"
"Wah aku lupa namanya, nggak ngingetin sih!" jawabku. kalo aku jawab, aku yakin bakal banyak pertanyaan yang disodori. aku malas jawab panjang lebar.
"Berarti sering dong Pak",
"Nggak juga, oo ya. jangan panggil pak dong. panggil abang aja"
"oke bang..."
pembicaraan terhenti.

Dia mulai memijat dari arah bawah ke atas (mungkin maksudnya ke arah jantung, agar peredaran darah lancar, nah bisa bayangkan peredaran darah lancar, kemaluan jadi keras, apa nggak tinggal muncrat saja) tapi teknik pijatnya cukup baik (menurutku) pada daerah tanpa titik rangsang dia akan tekan, tapi bila di daerah titik rangsang berubah tekanannya (bukan pijat tapi sentuhan) bayangkan aku dibikin tegang-nggak-tegang-nggak dan seterusnya, menurutku disinilah seninya seks, kalau cuma masukin - muncrat - tidur ngorok nggak ada seni, hanya kewajiban memenuhi kebutuhan.

Setelah itu kemaluanku keras (dengan menyentuh pangkal kemaluanku dia buat aku ereksi). Dia pindah memijatnya ke pundak terus ke pinggang terus tangan (benar-benar dibuat kesal nih kemaluanku). Untuk pinggang dia tidak menduduki pantatku lagi, karena banyak krem, takut bajunya kotor (sebelumnya aku protes kok nggak seperti tadi mijatnya?).

Setelah itu dia kembali lagi ke pantat dan melakukan pijatan seperti tadi lagi, terpaksa aku protes keras.
"wah.. mijatnya bikin naik ni..."
"trus mau diapaai?"
"dienaki dong"
"mau kasih berapa?"
"biasanya berapa?"
"biasanya 250 sama kamar"
"ya udah, yang enak ya!" kataku.
dia mulai membuka baju nya satu persatu....

aku di ajak ke kamar mandi buat bersihkan si otong dan kembali ke kasur. Maka mulailah si mbak naik ke atas tempat tidur dan menciumi dengan lembut bagian dada, pentil susu kemudian mengulumnya dengan lidah.

lidahnya di mainkan disana, sensasinya luar biasa sampai aku kedap kedip.Setelah kurang lebih 15 menit aku sudah tidak sabar lagi, aku menjambak rambut si mbak dan mengarahkan kepala dan mulutnya untuk menjilati ****** ku yang sudah dari tadi mengeras.
akhirnya aku sudah ga tahan. " mbak masuki aja" dia langsung menambil posisi diatas dan langsung bles....bles....bles...
ga berapa lama aku keluar. akh... enak baget.
dia bangkit dan tergolek di sebelah lalu tersenyum. kenapa? tanyaku. ga pa pa, itu lo banyak banget keluarnya. aku bale senyum. lalu dia kembali mengajak aku ke kamar mandi dan kami mandi bareng disitu tanpa melakukannya lagi.setelah selesai bersih2 badan aku memakai pakaianku kembali dan si mbak juga memakai memakai pakaiannya kembali. aku duduk di sofa sambil menghisap rokok, kulihat dia mulai merapikan kasur dan peralatan pijatnya.

tanpa banyak bicara aku langsung pamit dan memberinya uang 250ribu seperti janji diawal. aku pikir ga perlu beramah tamah ama tukang pijat. toh,, kita bayar dia ko.

"makasi. ntar kesini lagi ya...."katanya.
"ya..." kataku.

langsung saja aku ke parkiran mengengkol motor dan cabut.. lumayan juga ngilangi cape di siang yang terik. pikirku...


0 komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL TERKAIT